PangkalPinang, MuaraIndonesia.com – Oleh: Usmandie Andeska
Tragedi itu terjadi. Anggapan penyelundupan tak lagi sebatas omong kosong. Minggu kemarin fakta itu terungkap. Setidaknya 8 kontainer, atau sekitar 200 ton zirkon, siap diberangkatkan ke Cina, berhasil digagalkan. Ini setelah putra Babel, kelahiran Muntok, Bangka Barat, Ridwan Jamaludin, turun ke lokasi, Pelabuhan Pangkal Balam.
Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM ini, cepat bertindak. Dan minta semua kontainer dibongkar. Hasilnya, ternyata dalam zirkon yang dikemas dalam karung berkapasitas 1 ton itu, terindikasi ada mineral ikutan lain, mengandung radio aktif.
Suatu kekayaan masyarakat Bangka Belitung yang kini lagi tersembunyi. Kekayaan yang akan mengantarkan masyarakat Babel ke era industri 07 yang teknologinya lebih tinggi dan canggih. Kekayaan ekslusif yang tak dimiliki daerah dan banyak negara lain.
Dan Ridwan Jamaludin sangat memahami itu. Walau, dia merasakan, dan tak.mungkin untuk mengatakan, cukuplah timah untuk orang dan bangsa lain, namun yang satu ini, mineral tanah jarang, adalah milik rakyat Bangka Belitung. Karenanya dengan “kekuasaannya” Ridwan ingin tunjukan, sebagai putra Babel, tak rela kekayaan Babel diperjualbelikan tanpa prosedur yang benar, dan tidak memberikan nilai tambah signifikan bagi masyarakat Babel.

Sebenarnya, isu penyelundupan zirkon ini sudah lama berkembang di tengah masyarakat. Namun ironisnya, aparat penegak hukum, pejabat berwenang, seakan tak mengubris. Berkomentar tapi tak bertindak. Lalu ada apa dengan mereka?
Apakah karena mereka bukan putra Babel hingga seakan tak peduli. Atau karena Gubernur kita, putra daerah, sudah ” terpenjara” dalam komitmen. Ironis memang, mereka mendengar seakan tuli, dan melihat seakan buta.
Untung ada Ridwan ” orang kite oek” .Nah inilah pentingnya kita berjuang menempatkan orang orang Babel dalam pemerintahan pusat. Kendati mereka duduk dalam kekuasaan, tapi takkan lupa ” rumpun cabenya”